08 Juli 2008

RISALAH UNTUK MENGOKOHKAN UKHUWAH DAN ISHLAH

Belum berakhirnya Pilkada yang digelar di beberapa daerah dan memasuki arena Pemilu 2009, PKS kembali dihantam gelombang fitnah. Berikut Kami tampilkan kembali sebuah Risalah Partai Keadilan Sejahtera yang membantah semua tudingan terhadap partai ini. Risalah ini sudah diterbitkan di sebuah media massa Ibukota.


PK-Sejahtera Online:

Assalamua’laikum wa rahmatullahi wabarakatuh

DPP PKS bersyukur kepada Allah SWT dan menyampaikan penghargaan yang tulus kepada pimpinan PB NU dan PP Muhammadiyah, yang telah bersepakat untuk menghadirkan kondisi yang kondusif bagi ummat baik dengan digelarnya sepak bola ukhuwah antara NU dan Muhammadiyah, maupun dengan disepakatinya agar perbedaan keduanya dalam penentuan 1 Syawal 1428 H/ hari raya Iedul Fitri tidak disikapi dengan cara yang bisa menimbulkan perpecahan di kalangan ummat, tetapi disikapi dengan semangat saling menghormati agar ukhuwah Islamiyah tetap terjaga.

Di tengah menguatnya semangat berukhuwah dan bertoleransi terhadap perbedaan furuiyah, DPP PKS prihatin dengan masih terus disebarkannya beragam informasi yang tidak bertanggung jawab seperti pengedaran selebaran / foto kopian yang mengatas namakan DPD / DPP PKS, juga melalui ceramah / pengajian yang bisa menjadi fitnah terhadap PKS, dan dapat mengganggu iklim ukhuwah yang sedang dijalin serta dikhawatirkan dapat mengurangi kekhusuan beribadah puasa. Untuk itulah PKS perlu menyampaikan klarifikasi dan keterangan sebagai berikut :

1. Tidak seperti kelompok yang disebut sebagai Wahabi, PKS adalah Partai politik yang beraktifitas di NKRI, yang menjadikan partai sebagai sarana/wasilah untuk berdakwah dan menyebarkan yang ma’ruf dengan tetap menghormati perbedaan furuiyah, mengedepankan ukhuwwah dan memahami bahwa ikhtilaf ijtihad bisa menjadi rahmat. Karenanya melakukan tabdi’ dan takfir (mengkafirkan) para ulama apalagi para Wali songo yang sangat berjasa itu bukanlah manhaj PKS. Karenanya PKS tidak pernah mengeluarkan surat edaran yang berisi hujatan maupun pengharaman terhadap peringatan Maulid, Tahlilan, Barzanji yang dilakukan oleh ummat Islam di Indonesia penganut Ahlul Sunnah Wal Jamaah. Jadi foto kopi surat edaran yang mengatas namakan DPP tanpa ada yang menanda tanganinya itu adalah palsu karena PKS memang tidak pernah mengeluarkan edaran seperti itu. Maka tidak aneh bila kader PKS seperti DR Nur Mahmudi Ismail yang juga adalah Walikota Depok, menyelenggarakan peringatan Maulid dengan penceramah K.H Zainuddin MZ dan Habieb Rizieq Shihab.

2. PKS dalam melakukan aktivitasnya selalu mementingkan pengamalan prinsip tasamuh dan ta’awun dan beroreintasi kepada khidmatul ummah dengan tetap menghormati kekhasan dari masing-masing organisasi maupun pilihan hasil ijtihadnya, selama ia memang mempunyai rujukan di dalam Al-Quran, Assunnah, maupun mazhab ahli sunnah wal jamaah, apalagi banyak kader dan simpatisan PKS berasal dari berbagai macam latar belakang ormas keagamaan, seperti dari NU, Muhammadiyah, DDII, Persis, PUI, Hidayatullah, dan lain-lain. Karenanya PKS tidak pernah mengeluarkan doktrin untuk mengambil alih apalagi menguasai Masjid, Jadwal Khotib, Rumah Sakit, Sekolah atau amal usaha milik organisasi lain. PKS bahkan menginstruksikan kepada seluruh kadernya untuk membantu ummat yang menjadi korban gempa di Yogyakarta dan lain-lain dengan berkomunikasi dengan para donatur untuk membangunkan/membangun kembali Masjid-masjid yang diwakafkan misalnya kepada Muhammadiyah di Prambanan.

3. PKS sebagai organisasi politik tidak memiliki sekolah maupun Radio partai, memang kader-kader PKS banyak yang bergerak dalam bidang pendidikan maupun media, tetapi tidaklah seluruh sekolah yang berlabel ISLAM TERPADU dikelola oleh kader PKS, tetapi kalau ada Radio yang selalu menyiarkan ajaran tentang pengkafiran/pembid’ahan Wali songo apalagi Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani, sebagai mana isu yang beredar, pasti bukan dari kader/simpatisan PKS.

4. PKS menyadari sepenuhnya bahwa dirinya, seperti juga organisasi yang lain, bukanlah kelompok yang ma’shum (terhindar dari kesalahan), ia hanyalah sekumpulan manusia yang bisa melakukan kesalahan, maka untuk hal-hal yang tidak menjadi kebijakan partai tetapi di lapangan dinilai telah menimbulkan masalah di tengah sebagian ummat, kami mohon maaf lahir dan bathin. Dan kalau terbukti bahwa perilaku itu dilakukan oleh kader PKS tentu kami akan melakukan penegakan disiplin organisasi dan perbaikan ke dalam. PKS tetap berkomitmen untuk mendengar nasihat, agar terjadi ishlah, agar ukhuwwah Islamiyah dapat terjaga untuk menguatkan ukhuwwah wathoniyah dan ukhuwwah basyariyah. PKS menyadari bahwa ada pihak-pihak tertentu yang suka mengadu domba di antar ummat, yang tidak senang bila ummat Islam berukhuwwah, sehingga dapat berperan lebih produktif untuk menwujudkan NKRI yang berdaulat jaya dan raya di tengah persaingan global itulah NKRI yang baldatun thoyyibatun warobbun ghafur. Untuk itu PKS, juga berharap pihak lain, selalu siap untuk berta’awun, saling tabayyun, mengokohkan silaturahim, untuk menghentikan penyebaran fitnah dan menggantinya dengan ukhuwwah, untuk menghentikan pecah belah di antara ummat agar berbagai komponen ummat lebih dapat berta’awun untuk merealisasikan kemaslahatan yang lebih besar bagi ummat di Negara tercinta Republik Indonesia. Dan ini semuanya juga dalam rangka mengamalkan ayat Al-Quran yang sangat populer di kalangan Muhammadiyah yaitu Ayat fastabiqul khoirot, juga mengamalkan ayat Al-Quran yang sangat populer di kalangan NU yaitu wa’tasimu bi hablillahi jamian wala tafa rroqu.

Demikianlah klarifikasi ini disampaikan, in uridu illa al ishlahi ma ishtatho’tu wa ma taufiqi illa billah alaihi tawakkaltu wa ilaihi unibu.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Jakarta, 15 Ramadhan 1428 H
27 September 2007


Ttd



Ir. H. Tifatul Sembiring DR. H. Surahman Hidayat


Presiden PKS Ketua Dewan Syariah PKS

Sumber :
http://www.pk-sejahtera.org

Tidak ada komentar: